Malang benar nasib kami warga Malang. Sejak Desember tahun lalu, satu per satu stasiun TV favorit menghilang dari peredaran. Awalnya Metro TV, kemudian diikuti Trans TV, Trans 7, TV One, Global TV dan beberapa stasiun TV lokal. Terhitung 11 stasiun TV tak lagi mengudara di Malang. Usut punya usut, ternyata penyebabnya adalah stasiun TV tersebut tidak mengantongi ijin beroperasi di Malang dan sekitarnya.
Gara-gara ulah Balmon (Balai Monitoring) ini terjadi pembodohan massal di Malang. Pasalnya, stasiun TV yang dicekal adalah yang berkualitas dan menambah wawasan pemirsa akan isu yang tengah berkembang. Masyarakat hanya dicekoki dengan tayangan yang sangat tidak bermutu yang menjual sinetron-sinetron yang banjir air mata buaya, reality show yang penuh kebohongan dan acara gosip yang memuakkan! Satu-satunya yang tidak menyiarkan omong kosong adalah TVRI. Yah, walaupun beberapa tayangannya terkesan 'jadul', tapi jelas masih lebih mendidik dibanding lainnya.
Kabarnya, di Madiun juga terjadi masalah yang sama, tapi semuanya kini sudah diselesaikan dan kembali normal. Mengapa Malang Raya masih dalam kegelapan jahiliyah? Apakah prosedur perijinan di Kota Malang yang notabene kota terbesar ke-2 di Jatim ini tak lebih baik daripada Madiun? Entah apa alasan sebenarnya, yang jelas mulai terdengar kasak-kusuk warga yang curiga ada 'main' antara pihak pemerintah dengan pengusaha TV kabel. Kabar angin ini berhembus santer, mengingat stasiun TV yang dibrendel adalah TV yang banyak diminati kalangan menengah ke atas, yang tentunya memiliki memiliki daya beli tinggi. Atau bisa juga ada upeti yang belum lunas terbayar, entah pada Pemda atau Depkominfo atau apalah itu..Ups kok jadi buruk sangka gini sih, bisa saja kan semua ini memang kesalahan pihak TV yang tak serius melengkapi syarat-syarat perijinan (yang mungkin terlalu berbelit-belit).
Apapun alasannya, yang jelas rakyat kecillah yang dirugikan!
setuju...ribuan kali....
BalasHapusmemang, kayaknya pemerintah tidak berniat untuk mencerdaskan rakyat....