welcome to my world

Sesamar apapun, jejak kaki kita akan terus menjadi sejarah

Minggu, 10 Januari 2010

Go Blog!

Sekitar 6 bulan yang lalu aku sempet komplai sama adekku. Pasalnya dia sama hapeny udh kayak sodara kembar siam dempet tangan, kga bisa dipisahin! Udh gitu dy jadi narsis bgt, bawaannya pgn poto-poto mulu..dimanapun dan kapanpun. Saking parahnya masa ke kamar mandipun hp dy bwa??? Usut punya usut, ternyata dy saat itu lagi keranjingan sama yang namanya fesbuk. Dy pun jadi suka senyum-senyum sndiri. Pusing aku ngeliatnya.

Sampe beberapa bulan selanjutnya kondisiny tetep sama, malah makin parah. Pulsa hp 10 rb bisa ludes hanya dlm 2-3 hari. Parah bgt kn?? Kalo q omelin dy cuma bilang: lom tw rasanya fb-an siiih... Huh, diprovokasi kek gitu q panas juga. "Ok. skarang bikinin akun fb bwt aku!" tantangq. Dalam hati aku pengen buktiin kalo aku ga bkal terseret arus fb.

Ternyata kenyataan berkata laen. Q keasikan juga maen fb. Di situ aku ketemu temen2 yang kebanyakan tak pernah kutemui lagi sejak kami berpisah 4 taon yang lalu. Wah seru..tak hanya itu, temen2 yang dulu kalo ktemu hanya saling lempar senyuman ternyata di sini bisa berbincang bareng bgtu akrab. Banyak juga ketemu tmen2 baru..pendek kata q juga sibuk sama fesbuk...sampe sempet ambil cuti hampir 2 bln dari aktivitas bloging. Ibarat mainan..fesbuk saat itu emg lagi lucu-lucunya.

Pi beberapa hari ne q jd mulai males sm produk virtualnya Mark Zuckerberg ini. Fb tak hanya mendekatkan org2 yg jauh,, pi juga menjauhkan org2 yg dekat. Bayangin aja, lagi duduk berdua sma suami bukannya ngobrol bareng pi malah sibuk sama hape masing2. Nyebelin juga waktu ngumpul bareng2 keluarga ternyata ada seekor yang ga nyambung diajakin ngomong gara2 fb. Udah gtu pulsa cpet abis dan ga ada manfaat konkrit yang q dapet. Q mulai sadar, menyambung silaturahim via fb itu penting, pi kita juga harus tw waktu. Dalam kaidah fiqih disebutkan Kullu maa tajaawaza 'an haddihi in'akasa 'alaa dhiddihi segala sesuatu yang melewati batas itu akan berbalik dari hukum asalnya. Fb itu ada manfaatnya, pi kalo klewatan maka kerugiaan yang kita dapat, sadar atw tidak.

Kembali aktif sebagai blogger, itulah pilihanq skr tanpa meninggalkan fb sepenuhnya, hnya mengurangi intensitasnya aja. Bloging kurasa lebih sesuai untukku. Q bisa mengungkapkan uneg2 (baca: buang sampah), berbagi ide, pengalaman, emosi, laporan peristiwa atw apapun yang kebetulan sedang melintas di benak. Menulis memberi kepuasan tersendiri. Menulis bisa membwa anganku melayang ke negri antah berantah..sejenak meninggalkan dunia nyata. Aq bisa fly dengan menulis. Keinginanq jadi wartawan konvensional yang agaknya takkan terwujud juga terobati dengan menjadi bagian dari cityzen journalism, aktivitas pemberitaan yang beralih ke tangan mayarakat sipil.

Tapi tetep aja, ketika beraksi di blogsphere proporsi waktu harus slalu diperhatikan. Jngan sampe tugas2 di dunia nyata berantakan gara2 keasikan berselancar di dunia maya. Apapun yang terjadi kan kupertahankan blog ini sampe titik darah penghabisan, insyaallah. GO BLOG! (bukan dibaca: goblok)

Sabtu, 09 Januari 2010

Hierarki doa

Bayangkan jika suatu saat seekor anjing ganas mengejar anda. Anda sudah berlari sekuat tenaga, tapi anjing itu masih tetap mengejar. Anda sudah melemparinya dengan apapun yang terjangkau tangan anda, tapi ia masih tetap bertahan. Usaha apa lagi yang kira-kira bisa membebaskan anda dari ancaman hewan bergigi tajam itu? Jawabannya adalah memanggil pemiliknya. Mintalah tolong pada pemilik anjing itu agar ia menjinakkan hewan piaraannya, tentu bukan hal yang sulit baginya. Hanya dengan satu teriakan darinya: 'blackyyy...' masa depan anda segera terselamatkan.

Demikianlah seorang syaikh yang mulia dari madinah memberikan ilustrasi tantang pentingnya doa. Seringkali kita dihadapkan pada keadaan sulit yang sama sekali kita tak punya kuasa untuk mengendalikannya. Tak ada yang bisa kita lakukan kecuali 'memanggil' dan meminta pertolongan pada 'Sang pemilik masalah'. Tak ada yang sulit baginya, karena jika Allah yang memberi kita kesulitan maka hanya Dialah yang bisa menyelesaikannya. "Wa in yamsaska_llahu bi dhurrin falaa kaasyifa lahu illa huwa wa in yuridka bi khairin falaa ra_dda li fadhlihi".

Doa merupakan kekuatan dan energi yang tiada tara karena ia terhubung dengan Dzat Yang Maha Kuasa. Doa bagi seorang mukmin adalah senjata (silah) karena tidak ada perlindungan dan daya kecuali dari Allah. Doa yang benar akan membawa keteguhan istiqamah dalam prinsip hidup dan dengan doa seseorang akan memiliki sikap optimis, karena doa pada hakikatnya merupakan rintihan dan curhat hamba kepada al-Khaliq sebagai pemilik segala kekuatan dengan harapan curahan pertolongan.

Doa itupun bertingkat-tingkat, sesuai dengan tingkat kesadaran spritual seseorang.
1. Yang paling rendah adalah doa kita, orang awam yang biasanya hanya berupa rangkaian perintah kepada Allah. doa ini sangat bersifat egosentris...meminta terwujudnya harapan dan terlindung dari hal-hal yang ditakuti. Tak ada yang salah dengan doa ini, hanya saja kurang ta'addub . Belajar dari doa nabi Ibrahim ketika meminta kesembuha beliau berkata "Wa idza maridhtu fahuwa yasyfiin" bukan berkata "isyfinii" dengan menggunakan kalimat amar.
2. Selanjutnya, saat kematangan seseorang makin meningkat, dia mulai sadar akan adanya kehidupan yang abadi kelak. Doanya mulai berkisar seputar ganjaran (surga) dan hukuman (neraka).
3. Tingkatan selanjutnya diisi dengan doa meminta keridhaan Allah dan selamat dari murkaNya.
4. Doa yang berisi pengakuan dan pengaduan seorang hamba dihadapan Tuhannya.
5. Yang tertinggi adalah doa yang berisi bisikan-bisikan cinta dari seorang kekasih pada yang dikasihinya. Ini seperti yang kita tangkap dari munajatnya sayyidah Rabiaah al Adawiyah. Ia tak peduli walaupun dijauhkan dari surga dan dijerumuskan ke neraka..karena yang terpenting baginya adalah pengungkapan cintanya pada Sang Rabb..

Ilahy..maa aqrabaka minni wamaa ab'adani anka..demikian tertulis dalam munajat syeikh ibn athaillah. Allah begitu dekat dengan kita. Dia mengetahui segala keadaan kita, Dia menunggu kita untuk mendatanginya, kita saja yang terlalu sibuk dengan kegaduhan materialisme hingga tak mendengar jernih panggilanNya. Hanya rahmatNya yang kita harapkan, karena kita sama sekali tak punya sesuatu apapun yang bisa diandalkan...Imam ar-Razi mengatakan dalam pesan doanya: “Bagaimana aku berdoa kepada-Mu sementara aku berbuat maksiat, dan bagaimana aku tidak berdoa kepada-Mu padahal Engkau Maha Pemurah.”

Jumat, 01 Januari 2010

Me and My Self

Entah mengapa saat bercermin pagi itu tiba2 bayangan di cermin menyapaku..setelah beberapa lama ku terpaku, aku baru sadar ternyata dia adalah sisi lain dari diriku (yang selanjutnya ku sebut my self) Dia membuka percakapan dalam hening..
My self :Woy pren..belakangan ko kliatan beda si?
Me :Wah msih kliatan jg yah? Padahal aku udh berusaha brsikap sewajarnya loh
My self :Kamu bisa boongin yang lain, pi bkn aku. aku kan kamu..kamu kan aku..
Me :Yayaya..kmu bnar. kita ini satu, tak ada gunanya trz berpura2 smw baik2 sja..hany sja aku sendri bingung, apa sebenarnya masalahku?
My self :Tak mw nengakui bahwa km bermasalah itulah masalah sebenarnya. Owh..c'mon, sdh waktuny kita ini saling terbuka
Me :Bwt apa aku crita ke km..apa km bisa jamin bisa bantu mnyelesaikan masalhku?
My self :Aku akan brusaha!
Me :Aku limbung. Tersesat. Tak tw arah. Tak pny bekal. Tujuan kabur. Rsa percaya diriku pun berada pd titik terendah sepanjang sejarah kehidupanku. Aku baru saja melewati turning point dalam hidupku..yang merubh segalanya..sayangnya aku tak punya peta perjalanan, yang menuntunku pada tujuan akhir.
My self :Ayolah kwan..aku tak pernah melihatmu seperti ini, begitu menyedihkan!
Me :Aku tak pernah mendapat penolakan. Dan ternyta itu begitu menyakitkan! Tiba2 saja semwa terjadi di luar kendaliku.
My self :Kmu tak bole menyerah hny krn penolakan..ingat qt hidup tak sendri. kita berbagi bumi ini dengan milyaran manusia lainnya..masing2 pny keinginan, cita2, harapan, dan semwa ingin mewujudkannya. Nah krn gambaran ideal ttg khidupan masing2 org berbeda itulah terjadi benturan2 yang menggiring kita pada realitas yang mau tak mau harus kita terima.
Me :jangan membuat kepalaku semakin pening! Aku hany ingin semwa terjadi seperti yg ku mau..
My self :Dasar tak tahu diri! Kau mw jadi tuhan hah??!
Me :Jangan berteriak di depanku! Aku benci kmu!
My self :Oh maaf, maafkn aku, aku tak bermaksud seperti itu kawan..look, hidup dan nasib bisa tampak begitu berantakan, misterius. Tapi percayalah, semua sudah diatur dengan perhitungan yang seksama. tiap apa yang terjadi, baik pada kita atw siapapun adalah bagian dari desain holistik yang maha sempurna, yang menggiring kita pada tempat dimana seharusnya kita berada.
Me :Aku masih tak bisa terima diremehkn org.
My Self :Biarkan saja. Memangnya mereka yang memberimu makan tiap hari, hah? Buktikan kalo kmu pantas dibanggakan! Kamu hebat dan kmu bisa melakukan apapun, asal mw bersungguh2. Mereka saja yang terlalu cepat menilai. Bilang saja pada mereka "just wait..and see..!
Me :Hahay..kamu benar. Aku sudah berhasil melawati beberapa masa sulit sebelumnya, dan kali pun akan ku buktikan aku mampu melewatinya!
My Self :Nah, itu bru diriku yang ku kenal. Tugas mu sekarang adalah mulai membuat peta perjalanan, memperhitungkan semua kemungkinan, mencari kesempatan..dan semangat!
Me :Ah, rasanya terlalu berat.
My self :Hey, kmu pnya masih pnya tuhan kawan..minta lah petunjuk padaNYA, Dy pasti akan tunjukkan jalanmu
Me :Astaghfirullah, aku bru sadar betapa aku telah begitu jauh dariNYA, padahal Dia selalu melimpahkan nikmat dan rahmatNya untukku...
My self :Bagus, kamu segera sadar
My self :Sembah sujud buatMU ya Rabb